Jumat, 16 Agustus 2013

Serasi Untuk Seimbang, Itu Baru Bahagia Berdua :)





Tentang apa yang orang- orang sebut itu pasangan hidup itu kadang menuntut fikiran kita untuk mendiskripsikan secara detail apa yang menjadi cita - cita seseorang untuk meraih kebahagiaan dalam hidup.

Bahagia atas apa?

Atas sesuatu yang orang - orang sebut itu cinta.

Tanpa disadari, untuk hidup bersama - sama seseorang yang asing, cinta sangat dibutuhkan untuk menguatkan segala langkah yang akan diambil ke depan.

Tak peduli usia,
Tidak ada masalah dengan usia.
Lebih tua, lebih muda atau seumuran.
Cinta itu takdir Allah SWT untuk mempertemukannya...
melalui hati manusia yang memilihnya...

Di sisi lain, di luar cinta, muncul lah kriteria calon pasangan hidup.
Cita - cita boleh saja, tapi tak lantas menjadi obsesi yang pada akhirnya hanya membuat diri sendiri kecewa pada apa yang belum mampu untuk diraih.
Maka keselarasan lah yang penting.
Mengamini setiap doa yang terucap dari hati untuk rahmat Allah SWT atas jodoh yang terbaik.

Bahagia itu bukan sekedar tentang pasangan hidup dengan materi yang berlimpah.
Bahagia itu juga keseimbangan hidup.
Tentang berjalan berdua berdampingan, saling menjaga, mengandalkan satu sama lain untuk rasa nyaman dan damai.

Untuk apa seumuran jika masing - masing tidak mampu saling mendukung untuk maju berdua?
Untuk apa lebih tua jika tidak mampu saling menghormati dan menghargai pasangannya?
Untuk apa lebih muda jika tidak mampu mengabdi satu sama lain?
Yang terpenting adalah kedewasaan...
Bukan angka yang mutlak, tapi relatifnya kemampuan diri mengatasi jiwa kekanakannya.
Kemampuan untuk berusaha mengerti apa yang dihadapinya dan bagaimana harus ia mengambil langkah yang bijak dengan penuh tanggung jawab.
Kemampuan untuk saling menerima, mendampingi dan mendukung.
Menerima masa lalunya sebagai pelajaran berharga atas bagian dari dirinya.
Mendampingi masa kininya untuk selalu semangat menapaki setiap ujian yang datang.
Mendukung dan mendoakan untuk apa yang menjadi harapan terbaiknya di masa depan.

Bukan untuk bahagia sendiri, tapi berdua.
Bukan melangkah lebih dulu ataupun mengikuti di belakang, tapi jalan berdampingan.
Untuk menjadi tempat ternyaman untuk berbagi di setiap masa indah dan sulit.
Untuk menjadi sesuatu yang diperjuangkan dengan ikhlas.
Untuk tetap bersabar dan berusaha saling memuliakan.

Karena kekurangan yang ada dalam dirinya adalah bagianku untuk mengisinya dengan kelebihanku
dan,
Kekurangan yang ada dalam diriku adalah bagiannya untuk diisi dengan kelebihannya.


Love,
RIY



2 komentar :

  1. Cinta dan pernikahan yang didasari untuk ibadah kepada Allah SWT dengan didasari sunnah Rasulullah SAW akan mendatangkan ketentraman hidup di dunia dan akhirat. (Tausiyah Jum'at 16 Agustus 2013, Gedung Wisma Mulia, Jakarta Selatan)

    BalasHapus